Network
ARAHKATA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi untuk April 2022 mencapai 0,95 persen pada Maret dan April 2022 karena kebijakan terkait minyak goreng.
Rilis BPS itu ditentukan dengan survei internal dengan melihat komponen dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Dari data BPS itu dijelaskan pada Maret sampai April adanya kenaikan pada IHK sekitar 108,95 pada Maret menjadi 109,98 pada April.
Maka, selisih dari pertumbuhan tersebut menyebabkan kontraksi yang memicu inflasi sebesar 0,95 persen.
Baca Juga: TNI AL Tangkap Kapal MV Bathu Bhun Bermuatan 34 Kontainer Minyak Goreng
"Pada April ini terjadi inflasi 0,95 persen (mtm). Kalau kita tarik mundur ke belakang Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Januari 2017 di mana saat itu terjadi inflasi sebesar 0,97 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono, dalam konferensi pers virtualnya, Senin, 9 Mei 2022.
Margo lantas menuturkan bahwa inflasi tersebut bersumber dari komoditas minyak goreng. Disamping faktor lainnya yakni bahan bakar bensin, hingga daging ayam ras yang menyumbang cukup besar.
“Penyumbang inflasi utama pada bulan april ini berasal dari komoditas minyak goreng. Tapi faktor lainnya juga berpengaruh cukup besar yakni bensin atau BBM, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara serta ikan segar,” ujar Margo Yuwono.
Baca Juga: BPS Pastikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,01 Persen
Margo menambahkan pada inflasi di bulan April ini, mempengaruhi laju inflasi tahun kalender lain di tahun 2022.
Selain itu BPS juga meruntun angka inflasi pada tahun sebelumnya dengan medio kuartal I yakni April sampai Desember 2021 sebesar 2,15 persen. Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (yoy) April 2022 terhadap April 2021 sebesar 3,47 persen.
“Kalau ditarik ke belangan angka inflasi ini tertinggi sejak Agustus 2019, dimana saat itu paa Agustus 2019 terjadi inflasi 3,49 persen,” tutur Margo Yuwono.***
