Dibantu China, Hong Kong Kewalahan Melawan COVID-19

24 Februari 2022, 15:32 WIB
Gelombang kelima pandemi Covid-19 terjadi di Hong Kong, menyebabkan kapasitas penanganan wabah terbebani. / Reuters/

ARAHKATA - Dunia masih diserang dengan pandemi COVID-19. Namun di tengah pandemi, beberapa negara Eropa dan Amerika melonggarkan pembatasan kegiatan serta protokol kesehatan.

Namun, berbeda dengan Hong Kong. Hong Kong masih melawan COVID-19 dalam gelombang varian Omicron.

Per 23 Februari, Hong Kong telah melaporkan 8.674 kasus infeksi COVID-19. Lonjakan kasus yang terus terjadi membuat hampir semua rumah sakit di Hong Kong kewalahan, bahkan sampai ada yang harus melayani kasus COVID-19 di tenda darurat.

Baca Juga: Dihajar COVID-19, Hong Kong Dibantu China Hadapi Lonjakan Kasus

Berdasarkan analisis para ahli, pengadopsian kebijakan 'Nol-COVID' dari China ke dalam kebijakan pemberantasan COVID-19 di Hong Kong telah berkontribusi pada kondisi yang terjadi saat ini.

Namun, otoritas Hong Kong tidak bersedia menanggapi komentar mengenai kebijakan 'Nol-COVID' yang telah berkontribusi pada masalah ini.

Ahli virologi Hong Kong University, Siddharth Sridhar, mengatakan bahwa narasi hidup dengan COVID sama sekali tidak ada di Hong Kong, dan sekarang semua orang panik.

Baca Juga: Masker Katup Diduga Jadi Sumber Munculnya Omicron di Hong Kong

“Jika Hong Kong tidak dapat mengubah kebijakannya, maka pemerintah setidaknya harus meningkatkan dukungan untuk pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah, memastikan bahwa mereka memiliki akses ke bahan makanan, tes cepat, dan obat-obatan dasar,” kata dia, dikutip Arahkata Kamis 24 Februari 2022.

Di sisi lain masalah vaksinasi juga berkontribusi pada kenaikan kasus COVID-19 di Hong Kong.

Keraguan masyarakat dalam menerima vaksin dan ketakutan dalam efek samping yang akan dirasakan setelah vaksin membuat angka vaksinasi di Hongkong rendah.

Baca Juga: Bantu Tangani COVID-19 di Indonesia, Singapura Kirim 600 Lebih Ventilator

Di tengah peperangan Hong Kong melawan COVID-19, China turun tangan membantu Hong Kong memperluas kapasitas pengujian dan karantina melalui pemberian ahli epidemiologi, ahli perawatan kritis, dan lebih dari 100 personel pengujian ke Hong Kong.

Dengan bantuan China, Hong Kong terus berusaha melakukan pengendalian dengan melakukan pengujian wajib COVID-19 terhadap 7,4 juta masyarakat mulai pertengahan Maret dan memberlakukan aturan ketat pada pengendalian pandemi COVID-19 di Hong Kong.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler