Taliban Larang Perempuan Afghanistan Mengakses Pendidikan Tinggi

22 Desember 2022, 09:05 WIB
Pengenaan pakaian burqa wajib bagi perempuan Afghanistan /Pixabay

ARAHKATA - Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan mengatakan perempuan akan dilarang mengenyam pendidikan tinggi.

Atas perintah Taliban sehingga mendorong kampus-kampus untuk menolak para mahasiswi.

Larangan yang diumumkan pada Selasa malam, 20 Desember 2022 dalam sebuah surat kepada universitas.

Baca Juga: Porsche dan Audi Recall Karena Masalah Suspensi

Dari kementerian pendidikan tinggi itu menuai kecaman dari pemerintah asing dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kami pergi ke universitas, Taliban berada di pintu gerbang dan memberi tahu kami bahwa 'Anda tidak diizinkan masuk universitas sampai pemberitahuan lebih lanjut'... (kemudian) semua orang menangis," kata Shaista, seorang mahasiswi studi bisnis di sebuah universitas swasta di Kabul pada Rabu, 21 Desember 2022.

Seorang profesor di universitas lain di Kabul yang menolak disebutkan namanya mengatakan.

Baca Juga: Indonesia Masuk Era Mafia Hukum, Alvin Lim: Hukum Jadi Industri Para Oknum

Staf mengusir mahasiswi di gerbang karena mereka tidak punya pilihan selain melaksanakan instruksi tersebut.

Pelarangan siswa perempuan kemungkinan akan mempersulit upaya administrasi Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional dan untuk menghapus sanksi yang sangat menghambat perekonomian Afghanistan.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan meminta pemerintahan yang dikelola Taliban untuk segera mencabut keputusan tersebut.

Baca Juga: Wah! Kepala Satpol PP DKI Jakarta Miliki Harta Rp 24,5 Miliar

PBB juga mendesak pihak berwenang untuk membuka kembali sekolah anak perempuan setelah kelas enam dan mengakhiri semua tindakan yang mencegah perempuan dan anak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan publik sehari-hari.

Mahasiswa ilmu politik tahun ketiga, Hassiba, yang tinggal di Kabul, mengatakan dia sedang belajar untuk ujian ketika dia mendengar tentang pengumuman itu.

"Terlalu sulit untuk diterima, sulit dipercaya. Bila tidak ada pendidikan untuk perempuan dalam masyarakat, bagaimana kita bisa berharap untuk masa depan yang cerah?" kata dia, dilansir Reutera dikutip ArahKata.com.

Baca Juga: Habib Syakur Desak Mendagri Panggil Kepala Daerah Persulit Umat Kristiani Beribadah Natal

Menurut pengumuman Selasa malam, keputusan itu dibuat oleh kabinet pemerintahan Taliban.

Beberapa pejabat Taliban, termasuk wakil menteri luar negeri dan juru bicara pemerintah, telah berbicara mendukung pendidikan perempuan dalam beberapa bulan terakhir. 

Namun, pemimpin spiritual tertinggi Taliban, yang berbasis di kota selatan Kandahar, memiliki keputusan akhir tentang keputusan besar.

Baca Juga: Anggota Komisi I DPR Beri Dukungan kepada Jenderal Dudung dan TNI AD

Sumber resmi diplomatik dan Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa masalah tersebut telah dibahas oleh para pemimpin.

Kepemimpinan Taliban mengatakan mereka menginginkan hubungan damai dengan komunitas internasional tetapi orang asing tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan.

Kebanyakan anak perempuan tidak dapat bersekolah selain pendidikan dasar.

Baca Juga: Rian Ernest Hengkang dari PSI, Laris Manis Dilirik Sejumlah Partai

Pemerintahan Taliban mengatakan sedang mengerjakan rencana untuk pendidikan menengah bagi anak perempuan, tetapi belum memberikan kerangka waktu.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler