Muhadjir Effendy Sebut Pengelolaan Alam Sembrono Timbulkan Bencana Alam

- 22 Januari 2021, 19:28 WIB
Muhadjir Effendi,Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Muhadjir Effendi,Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. /Dok. Setkab.go.id

ARAHKATA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Muhadjir Effendy tengah mengunjungi sejumlah pengungsian di Kalimantan Selatan pasca terjangan banjir bandang yang terjadi akhir pekan lalu.

Usai melakukan peninjauaan di beberapa pusat pengungsian, Muhadjir Effendy menyebut jika investigasi sementara terjadinya banjir di Kalimantan Selatan adalah karena adanya pengelolaan tata letak alam yang sembrono hingga mengakibatkan musibah banjir.

"Pengelolaan alam yang salah dan sembrono, menyebabkan timbulnya malapetaka bencana alam," kata Muhadjir Effendy saat berada di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis, 21 Januari 2021 kemarin.

Baca Juga: KKP Bangun Pelindung Pantai di Lombok Timur, Cegah Abrasi

Muhadjir berharap agar semua stakeholder terkait bisa bahu-membahu bisa menghargai alam di kawasan Borneo tersebut. Mulai dari eksekutif daerah, swasta dan masyarakat lainnya.Dia juga mengingatkan untuk menjaga paru-paru dunia tersebut sebagai aset bersama yang wajib dilestarikan.

"Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibandingkan risikonya," ujar Muhaddjir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan untuk tetap menjaga keberadaan hutan di Kalimantan. Termasuk bertindak tegas kepada perusahaan pengeruk cuan tapi malah membuat bencana bagi masyarakat lainnya.

Baca Juga: Cegah Klaster Baru, Muhadjir Effendy Pinta Pengungsi Banjir Kalsel Wajib Test Swab

"Jangan sampai ada yang mengambil keutungan terlalu besar (dari lingkungan), sementara sebagian yang lain menanggung risiko terlalu besar," tutur Muhadjir.

Banjir Bandang di Kalimantan Selatan telah menggenangi sedikitnya 11 kabupaten dan kota merendam 87.765 rumah warga. Hal tersebut karena ketinggian air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, dengan korban meninggal sebanyak 21 orang.

Selain korban jiwa, banjir juga sudah meluluhlantakan sejumlah infrastruktur mulai jembatan, sekolah, kantor pemerintahan daerah, rumah sakit, tempat ibadah dan ribuan tiang listrik di kawasan tersebut.***

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x