Retrofit, Solusi Bangunan Hadapi Gempa di Indonesia

9 Februari 2021, 16:40 WIB
/

ARAHKATA – Sebagai negara cincinapi yang dikepung oleh lempeng-lempeng tektonik Indo-Australia dan Pasifik yang menumbuk ke lempeng Eurasia, Indonesia rentan mengalami bencana gempa bumi, tsunami, dan berbagai dampak lainnya.

Melansir dari situs resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), setidaknya dalam dua tahun terakhir aktivitas gempa melompat secara signifikan, yakni rata-rata sekitar 11.920 kali di tahun 2018.

Saat gempa terjadi,dampak utama yang sangat terlihat adalah banyaknya rumah dan bangunan masyarakat yang rusak parah.

Baca Juga: Polres Matim Gandeng Wartawan Bagikan Masker Gratis di Pasar Borong

Seperti gempa Sulawesi Barat yang terjadi baru-baru ini, setidaknyaada 90.000 lebih warga harus mengungsi lantaran rumah mereka hancur.

Hal ini terjadi karena pada umumnya rumah masyarakat belum memenuhi standar struktur bangunanaman bencana.

Tidak jarang banyaknya rumah yang runtu berakibat pada sempitnya jalur evakuasi sehingga peluang untuk menyelamatkan korban menjadi tipis. Kewaspadaan yang tinggi dituntut dari masyarakat.

Baca Juga: Kadinsos Sinjai: 16 Meninggal Akibat Covid-19, Pemda Santuni Rp15 Juta

Retrofitting menjadi salah satu solusi mitigasi mengurangi risiko bencana yang perlu dilakukan dengan memperkuat struktur dan bangunan rumah.

Menyadari Retrofitting harus disosialisasikan. Diharpkan juga bisa diimplementasikan lebih nyata oleh masyarakat luas.

Habitat for Humanity Indonesia bekerja sama dengan American Red Cross, Palang Merah Indonesia (PMI), PokjaBaNTu, dan Kementerian PUPR menggelar webinar bertajuk “Program Retrofitting Berbasis Masyarakat Sebagai Upaya Mitigasi Pengurangan Risiko Bencana Melalui Dukungan Bantuan Nontunai”.

Baca Juga: Ganda Warganegara Bupati Terpilih, Demokrat : Ini Maladministrasi Oleh Negara

Andreas Hapsoro, Strategic Alliance Director Habitat for Humanity Indonesia mengungkapkan “Habitat sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada penyediaan hunian layak selalu mengupayakan penyediaan rumah yang tidak hanya bersih dan nyaman tetapi juga aman terhadap bencana khususnya gempa.

Sebagai organisasi kemanusiaan yang kompeten dalam pembangunan rumah layak huni, Habitat memiliki semangat memberikan edukasi dan mendorong masyarakat mengaplikasikan rumah aman, nyaman, dan mengikuti kaidah konstruksi yang berlaku. Dengan prinsip putting people at the center atau menempatkan pemilik rumah sebagai aktor utam."

"Pendekatan berbasis masyarakat akan menjamin keberlanjutan dan dapat diduplikasi untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungannya sehingga ketika bencana datang kerusakan pada rumah jadi minimum.

Baca Juga: Baik Banget! Bank BRI Bakal Cairin BLT UMKM nih, Simak Ini Biar Dapet

Atau bila terjadi gempa yang sangat besar setidaknya penghuni rumah memilki waktu untuk menyelamatkan diri dan tidak menimbulkan korban jiwa”.

Arwin Soelaksono, Consultant for Shelter Retrofitting and Earthquake Readiness American Red Cross menyampaikan dalam paparannya “Kita berpacu dengan waktu.

Tinggal di daerah rawan gempa namun kebanyakan masyarakatnya tinggal di rumah yang rentan bencana. Retrofitting atau penguatan rumah ama ngempa yang perlu segera dilakukan. Untuk mencapai keamanan dan kecepatan, masyarakat harus melakukan retrofitting secara mandiri dengan benar.***

Editor: Ahmad Ahyar

Tags

Terkini

Terpopuler