Aliansi Jurnalis Online Manggarai Timur Sayangkan Pengancaman Terhadap Wartawan

- 25 Februari 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi: Ancaman Terhadap Kebebasan PERS.
Ilustrasi: Ancaman Terhadap Kebebasan PERS. /Alamsyah/ARAHKATA

ARAHKATA - Aliansi Jurnalis Online Manggarai Timur (AJO MATIM) menyikapi ancaman Kepala Dinas (Kadis) Koperasi Industri dan Perdagangan (Koperindag) Manggarai Timur, Fransiskus P. Sinta kepada 2 orang wartawan Denore.id saat sedang bertugas pada Rabu, 23 Februari 2022.

Secara kelembagaan AJO MATIM menilai ancaman itu adalah bentuk pemasungan terhadap kebebasan PERS di Manggarai Timur.

Hal tersebut disampaikan Ketua AJO MATIM Yopie Moon, usai menggelar rapat internal kelembagaan AJO MATIM terkait ancaman Kadis Fransiskus P. Sinta.

Baca Juga: Cara Unik Wartawan Depok Peringati HPN 2022

Berdasarkan pengakuan kedua wartawan Denore.id, mereka mendapat ancaman ketika mengkonfirmasi persoalan retribusi pasar dan penggunaan dana renovasi plafon pasar bernilai ratusan juta rupiah.

Yopie Moon sungguh menyayangkan sikap oknum pejabat di lingkup Setda Manggarai Timur.

Menurut Yopie ancaman itu adalah respon panik berlebihan Kadis Koperindag terkait masalah pengelolaan anggaran renovasi gedung pasar Borong.

Baca Juga: Sambut Hari Pers Nasional, Wartawan di Jakarta Bagikan Paket Sembako

“Kita sangat menyesali sikap premanisme yang ditunjukkan oleh Kadis Koperindag. Hal tersebut merupakan sesuatu yang keliru bagi seorang pejabat publik. Terkait sifat arogansi tersebut, sangat jelas melanggar seperti yang diatur dalam UU Pers Nomor 40 tahun 1999 pasal 18”, ujarnya.

“Mengapa dia ancam wartawan?. Apakah Dia merasa terganggu?. Seharusnya sebagai pejabat publik, ia mampu memberikan informasi dan data terkait hal tersebut ke Wartawan”, tandasnya.

Yopie mengatakan bahwa respon Kadis Koperindag Matim menggambarkan suatu kepanikan sebab merasa kenyamanannya diusik persoalan pasar.

Baca Juga: Wartawan Depok Bentuk Lembaga Bantuan Hukum

“Bisa saja, dugaan kita semakin kuat. Bahwa betul ada soal terkait retribusi dan  pengerjaan plafon pada pasar tersebut”, tambahnya.

Yoppie menegaskan, ancaman dari Kadis Koperindag Matim itu akan disikapi secara kelembagaan melalui AJO MATIM untuk meneruskan laporan ke Polres Manggarai Timur.

“Pejabat yang alergi dengan media itu adalah pejabat yang merasa sudah berbuat salah” ungkapnya.

Selain itu, pemimpin redaksi Dian NTT itu menyampaikan secara kelembagaan AJO MATIM juga mendorong Polres Manggarai Timur untuk menyelidiki masalah retribusi pasar dan dana pengerjaan plafon pada gedung pasar tersebut.

Kronologi Pengancaman.

Berdasarkan penjelasan Kadis Frans pada Rabu, 16 Februari 2022 Denore.id menelusuri dan memantau kondisi fisik plafon yang dikerjakan di pasar Borong.

Berdasarkan hasil pantauan media, beberapa temuan menyimpulkan bahwa ada soal yang patut diduga janggal.

Terkait dugaan kejanggalan tersebut, dua wartawan Denore.id mendatangi Kadis Fransiskus P Sinta di kantor Koperindag Matim Senin, 21 Februari 2022 sekitar pukul 10.30 WITA. Kedatangan dua wartawan itu adalah untuk mengkonfirmasi dugaan kejanggalan yang ditemukan.

Saat berhasil menemui Kadis Koperindag, kedua wartawan itu lalu mewawancarai Kadis, mengonfirmasikan kebenaran data temuan wartawan dari lapangan.

Setelah beberapa saat, Kadis Frans mulai marah-marah dan ancam wartawan, ketika menyinggung berapa besar PAD Dinas Perindagkop Matim yang bersumber dari retribusi pasar di Manggarai Timur.

Pertanyaan wartawan terkait persoalan itu adalah untuk mengkonfirmasi keakuratan data bahwa berdasarkan temuan di Pasar retribusinya bervariasi. Seketika itu Kadis Frans marah dan mulai ancam wartawan.

“Kamu sudah beberapa kali wawancara saya. Pertanyaan yang diajukan sama saja. Saya sudah jelaskan, lalu apa maksud kamu menanyakan hal-hal tidak masuk akal,” tegasnya.

Selain itu Kadis Frans juga mengumpat, Wartawan Denore.id dengan pernyataan tidak paham etika jurnalistik dan tidak rasional.

Dia mengeluarkan kata tak terpuji itu berdasarkan pengalaman selama menjabat sebagai kadis baru kesempatan ini diwawancara seperti diinterogasi.

“Jujur selama ini banyak wartawan wawancara saya. Tapi tidak seperti kamu. Ini sama saja mengadu dinas dengan pedagang pasar,” tegasnya.

Lebih dari itu Kadis Frans, mengancam akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan apabila yang diberitakan tidak sesuai dengan materi yang diwawancarai.

“Kamu publikasikan beritanya. Tapi sesuai dengan yang diwawancara. Kalau tidak, (kawe peang). Saya akan cari kamu di luar. Sebab semua pembangunan di Matim sesuai RPJMD Bupati selaku kepala daerah,” ungkapnya. (TIM)***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah