Kebijakan Gubernur Khofifah Larang Ekspor Bibit Porang Diniai Tepat

- 23 Agustus 2021, 19:27 WIB
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, dr. Agung Mulyono
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, dr. Agung Mulyono /Adi Suprayitno/ARAHKATA

Pada tahun 2018, kata Hadi, volume ekspor porang dari Jawa Timur mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp 270,3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 meningkat 9 persen, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp 297 miliar.

"Lalu pada tahun 2020 meningkat hingga 70 persen di volume 10 ton dengan nilai 499,08 miliar," kata Hadi.

Negara tujuan ekspor porang Jawa Timur antara lain China, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan. Hadi mengatakan, minat petani Jawa Timur untuk menanam porang tiap tahun juga semakin meningkat.

Baca Juga: PPKM Berakhir Hari Ini, Akankah Diperpanjang Lagi?

"Harga umbi porang ini mencapai Rp 7 ribu per kilogram. Dalam hitungan kasar, jika satu hektare menghasilkan 15 ton dengan umur panen 2-3 tahun, maka kurang lebih bisa menghasilkan Rp 105 juta per hektare," paparnya.

Dengan ketersediaan benih porang unggulan, diharapkan mampu meningkatkan produksi porang di Jawa Timur.

"Saat ini baru 17 daerah di Jawa Timur yang jadi produsen Porang. Jadi kesempatan untuk menjadi petani porang masih terbuka lebar," ucap Hadi.

Baca Juga: Catat! Ini Lokasi untuk Suntik Vaksin Pfizer di Jakarta

Hadi menjelaskan, tiap daerah di Jawa Timur bisa ditanami Porang terutama pada lahan yang banyak tegakannya.

"Di sela-sela lahan tegakkan yang kosong itu bisa ditanami dan akan lebih optimal dibandingkan lahan terbuka, selain itu perawatan Porang juga tidak rumit," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah