BKKBN dorong pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada ibu

- 11 Juni 2022, 23:31 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. /bkkbn.go.id/Ivan
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. /bkkbn.go.id/Ivan /bkkbn.go.id/Ivan

ARAHKATA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Karena memiliki banyak manfaat dalam merencanakan keluarga pada ibu setelah melahirkan.

“Sejak 2020, BKKBN telah menambah pilihan alat dan obat kontrasepsi (alokon) yakni implan satu batang dan suntik progestin 1 cc kemudian juga suntik kombinasi (estrogen, progesterone) 1 cc,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 11 Juni 2022.

Baca Juga: WASAPADA! Dua Varian Covid Omicron Paling Menular Sudah Terdeteksi di Malaysia

Hasto menuturkan penggunaan MKJP seperti implan dan IUD (Intrauterine Device) yang dikenal sebagai AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral bisa lebih menjadi pilihan bagi para ibu.

Sebab, pemakaian alat kontrasepsi bisa mengatasi terjadinya kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu banyak pada usia ibu yang terlalu tua ataupun terlalu muda (4Terlalu).

Fungsi lainnya yakni dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah kekerdilan pada anak (stunting).

Baca Juga: Alumni NII: Marak Kampanye Khilafah Karena Regulasi Kurang Tegas

Di samping banyaknya manfaat alat kontrasepsi, angka kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi (unmet need) di Indonesia selama pandemi COVID-19 meningkat.

Banyak orang yang harusnya mendapatkan pelayanan belum bisa terlayani akibat berbagai keterbatasan di fasilitas kesehatan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka unmet need di Indonesia sudah menyentuh yakni 10,6 persen dari total pasangan usia subur (PUS) yang ada di Tanah Air.

Baca Juga: Polisi Geledah Kantor Khilafatul Muslimin, Temukan Uang Rp2 Miliar

Bahkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyebutkan, tren penggunaan alat kontrasepsi oleh KB suntik baru mencapai sebesar 32 persen, pil 14 persen, IUD empat persen dan implan tiga persen.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Hasto mengaku BKKBN terus mendorong alat kontrasepsi jadi lebih dikenal dan dekat dengan keluarga, meskipun pemakaian alat kontrasepsi memiliki peluang kegagalan dalam mencegah kehamilan pada ibu.

BKKBN telah menyediakan beragam alokon seperti IUD, implan atau susuk, pil, kondom dan suntik.

Baca Juga: UNJ Luncurkan Mobil Listrik Elcara-0108, Ini Spesifikasinya

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x