Tingkatkan Produktivitas Tanaman Hidroponik, PLN Manfaatkan Sinar Lampu Ultraviolet

- 5 Februari 2021, 07:05 WIB
Pusat Pelatihan Pertanian & Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Wisata Edukasi Tani Terpadu (WETT) Betet, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang menjadi wisata edukasi pertanian Hidroponik.
Pusat Pelatihan Pertanian & Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Wisata Edukasi Tani Terpadu (WETT) Betet, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang menjadi wisata edukasi pertanian Hidroponik. /

Tentunya lebih berat dari hidroponik biasa yang hanya mencapai 150 gram per batang tanamannya.

Lampu yang digunakan merupakan lampu khusus yang biasa disebut grow led, yang memancarkan spektrum cahaya ultraviolet.

Baca Juga: Ngobrol Vaksin dengan Anak SD, Ganjar Pranowo Disebut Sudah Tua

Jarak antarlampu pun harus menyesuaikan, yakni idealnya satu lampu untuk dua meter persegi dengan tinggi 150 cm dari tanaman.

Asrori bercerita, dari segi kualitas, tanaman yang menggunakan sistem ini memiliki daun yang lebih cerah, akar yang putih cerah, di mana hal ini merupakan indikator bahwa tanaman tersebut sehat.

“Dari segi rasa juga tidak perlu khawatir, karena tidak pahit, ini sekaligus aman untuk langsung dikonsumsi,” imbuhnya.

Baca Juga: Pemegang Kartu KIS Bisa Dapat BST, Begini Caranya

Inovasi yang Menjanjikan

Sistem hidroponik dengan sinar lampu UV memberikan prospek yang menjanjikan. Usaha skala kecil rumah tangga dengan 40 lubang, memerlukan modal untuk starter kit hidroponik dengan sinar lampu UV sekitar Rp1,8 juta dengan biaya operasional setiap kali tanam sebesar Rp100 ribu.

Berat hasil panen untuk setiap lubang berkisar di angka 200-250 gram. Artinya, untuk 40 lubang, pelaku hidroponik model itu dapat memperoleh hasil kurang lebih 10 kg dalam satu kali masa panen dengan harga per kilogramnya di pasaran mencapai Rp25 ribu.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x