Kontribusi Klinik Asiki Bantu Kendalikan Kasus Malaria

- 29 Juli 2021, 10:42 WIB
Manajer Klinik Asiki, Dokter Firman (jubah putih), sedang memeriksa kesehatan salah seorang pasien yang terdiagnosa penyakit malaria di Boven Digoel, Papua
Manajer Klinik Asiki, Dokter Firman (jubah putih), sedang memeriksa kesehatan salah seorang pasien yang terdiagnosa penyakit malaria di Boven Digoel, Papua /Ashari/TSE Group

ARAHKATA - Klinik Asiki, fasilitas kesehatan modern yang dibangun dan dikelola Tunas Sawa Erma (TSE) Group, berkomitmen terus berperan aktif dalam menangani isu kesehatan di Indonesia bagian Timur, termasuk kasus malaria. Tanggung jawab sosial ini terutama difokuskan di Boven Digoel yang merupakan bagian wilayah kerja TSE Group.

Klinik Asiki merupakan bagian dari Corporate Social Contribution (CSC) TSE Group di bidang kesehatan. Berada di Desa Asiki, Boven Digoel, Papua, Klinik Asiki beroperasi selama 24 jam. Tidak hanya melayani kunjungan pasien, para dokter dan tenaga medis sering mengadakan penyuluhan kesehatan melalui radio dan sekolah hingga pelosok desa.

Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk menekan tingkat penyebaran malaria. Salah satunya, menggencarkan kelambunisasi, yakni memberikan secara cuma-cuma kelambu dengan kandungan insektisida yang mampu membunuh nyamuk secara langsung.

Baca Juga: Dishub Tambahkan Jalur Khusus Sepeda di Karawang

Klinik Asiki mencatat, sejak 2010 hingga kini sudah lebih dari 15.000 lembar kelambu yang dibagikan ke masyarakat sekitar. Sebanyak 1.300 di antaranya diberikan pada tahun lalu.

Program fogging sembari terus memberikan edukasi dan promosi untuk mencegah peningkatan kasus malaria juga terus dilakukan Klinik Asiki. Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng fasilitas kesehatan lain, termasuk Puskesmas di kawasan Boven Digoel.

Manajer Klinik Asiki Dokter Firman Jayawijaya menjelaskan, rangkaian program yang dilakukan telah membuahkan hasil signifikan. Ia melihat penurunan jumlah kasus malaria dibandingkan saat awal bergabung dengan layanan kesehatan Korindo Group pada 2005. Saat itu, dr. Firman harus berjuang tiap minggu untuk menghadapi kasus malaria yang kerap menimbulkan korban meninggal dunia.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Beri Komentar Aturan Dine In 20 Menit

Dr. Firman mencatat, pada 2010, sudah tidak ada kematian akibat malaria. Hanya ada kasus 24 orang yang terkena malaria pada 2019 dan jumlah ini menurun drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mampu mencapai 60 orang dan 79 orang.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x