Facebook Blokir Akun Militer Myanmar

- 25 Februari 2021, 21:27 WIB
Ilustrasi Facebook blokir junta militer yang kudeta Myanmar
Ilustrasi Facebook blokir junta militer yang kudeta Myanmar /Pexels/

ARAHKATA - Facebook melarang militer Myanmar menggunakan platform media sosialnya, termasuk Instagramnya. Sebagai salah satu bagian dari protes Facebook terhadap Myanmar yang dianggap menebar kebencian setelah demonstrasi massal selama berminggu-minggu akibat militer merebut kekuasaan.

"Peristiwa sejak kudeta 1 Februari, termasuk kekerasan mematikan, telah memicu perlunya larangan ini. Kami percaya risiko mengizinkan Tatmadaw (tentara Myanmar) di Facebook dan Instagram terlalu besar," kata Facebook dalam siaran persnya diwartakan Reuters, Kamis 25 Februari 2021.

Tentara merebut kekuasaan bulan ini setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November 2020 yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD)-nya Aung San Suu Kyi. Bahkan, militer juga menahan sosok demokrasi di Myanmar tersebut dan sebagian besar pimpinan partai. Setidaknya tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas dalam demonstrasi berujung kekerasan di Myanmar.

Baca Juga: Ancaman Covid-19 Mengintai Pesantren, Ini yang Harus Dilakukan

Raksasa teknologi AS itu mengatakan akan melarang semua "entitas komersial yang terkait dengan Tadmadaw" untuk beriklan di platformnya. Dikatakan bahwa keputusan untuk melarang tentara Myanmar datang karena "pelanggaran hak asasi manusia yang sangat parah. Juga risiko yang jelas dari kekerasan yang diprakarsai oleh militer di masa depan di Myanmar, serta sejarah militer yang berulang kali melanggar aturan Facebook, termasuk sejak kudeta.

Facbook banyak digunakan di Myanmar dan telah menjadi salah satu cara junta berkomunikasi. Facebook dalam beberapa tahun terakhir telah terlibat dengan aktivis hak-hak sipil dan partai politik demokratis di Myanmar dan melawan militer setelah menghadapi kritik internasional karena gagal menahan kampanye kebencian online.

Pada 2018, Facebook melarang panglima militer Min Aung Hlaing - sekarang penguasa militer - dan 19 perwira dan organisasi senior lainnya, serta menghapus ratusan halaman dan akun yang dijalankan oleh anggota militer. Mereka diangga telah melakukan perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.

Baca Juga: Makan Pelangi Lebih Sehat, Begini Penjelasannya

Menjelang pemilihan di Myanmar November 2020, Facebook mengumumkan telah menghapus jaringan 70 akun palsu dan halaman yang dioperasikan oleh anggota militer yang telah memposting konten positif tentang tentara. Atau kritik terhadap Suu Kyi dan partainya.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x