Habib Syakur: Pembenahan Polri Harus Dilakukan, Agar Bersih Tegakkan Keadilan

- 27 Agustus 2022, 19:00 WIB
Ulama asal Kota Malang, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengaku kecewa dengan pemerintah kota Malang.
Ulama asal Kota Malang, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengaku kecewa dengan pemerintah kota Malang. /Dok Humas/Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid

ARAHKATA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengaku sangat prihatin terhadap keadaan Polri saat ini.

Polri kondisinya terpuruk akibat kasus kriminal yang dilakukan oleh Ferdy Sambo dan kelompoknya.

Bagi Habib Syakur, semestinya dalam kasus Ferdy Sambo itu, Polri secara institusional jangan selalu dipersalahkan.

Baca Juga: Napi Penyebar Video Pembakaran Bendera Jadi Tersangka

Ada pun yang sejatinya menyalahkan institusi Polri hingga berniat menggoyang posisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah kelompok oposisi.

Para oposan pemerintah itu memandang bahwa Polri adalah satu-satunya kekuatan pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin.

Padahal selain Polri, kekuatan pemerintah sejatinya adalah rakyat Indonesia, termasuk TNI.

Baca Juga: Tim Advokasi Kebebasan Digital Desak Cabut Permenkominfo 5/2020, Ini Alasannya

Bagi Habib Syakur, kalang-kabut Polri dengan masalah Ferdy Sambo ini adalah bentuk kecintaan Tuhan, Allah SWT yang membukakan aib di tubuh Polri. Yakni kelompok Sambo yang tidak sepenuh hati mengabdi pada negara.

"Jadi, harus dilihat bahwa di situlah Polri mendapatkan ridho dan berkah Tuhan, aib dibuka dan dihilangkan, sehingga Polri seperti lahir kembali sebagai bayi yang bersih. Bekerja dari nol lagi," kata Habib Syakur, dikutip ArahKata.com, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Untuk bisa menjadi bayi yang terlahir kembali dengan bersih, Habib Syakur menyebutkan sejumlah syarat yang harus dilakukan Polri.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Ungkap 45 Kasus Narkoba dan Miras

Pertama, Polri harus berbenah secara struktural. Setiap anggota Polri harus memahami dan menyadari tugasnya sebagai abdi negara yang diridhoi Allah SWT.

"Polri harus berbenah secara struktural. Seperti misalnya satu per satu anggota Polri disemangati lagi, bahwa kejadian Ferdy Sambo ini kejadian luar biasa. Dimana dosa-dosa besar oknum Polri itu terbongkar. Setelah itu Polri akan lahir seperti bayi, bekerja dari titik nol dengan dibukakan dosanya," jelas Habib Syakur.

Ia juga mengingatkan, agar Polri bisa terlahir kembali sebagai Institusi yang bersih. Maka semua anggota polri harus menyadari amanat tuhan yang mereka emban.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak: Saya Berani Hadapi Teror Pernah Alami Istri dan Anak Dibakar Hidup-Hidup

"Tinggal sekarang oknum Polri menyadari apa tidak? Tingkatan perwira menengah sampai jenderal kan tidak gampang. Bintang (pangkat, red) itu Allah SWT yang memberi."

"Polri disucikan sama Allah SWT, semua dosa diperlihatkan sehingga menjadi institusi yang bersih," tegas Habib Syakur.

Di sisi lain, Habib Syakur mengingatkan bahwa keberadaan Institusi Polri tetap diperlukan dan harus diperkuat.

Baca Juga: Seorang Polwan Ditemukan Tak Bernyawa, Keluarga Berduka Serta Menolak Autopsi

Termasuk penguatan terhadap personel yang baik, serta membersihkan yang tidak baik.

"Sebab apa jadinya kalau negara tanpa Polri, akan bahaya. Bisa jadi negara yang Barbar kita. Bisa jadi negara dengan hukum rimba. Itulah makanya Polri harus dibersihkan agar tegak litus dalam menjalankan amanah dari Tuhan," jelasnya.

Bagi Habib Syakur, yang sebenarnya menarik adalah adanya upaya menduduki Polri oleh pihak-pihak ataupun kelompok yang ingin mengubah ideologi bangsa, serta pihak yang membawa-bawa politik identitas dengan menunggangi kasus Sambo.

Baca Juga: Polda Jatim Gagalkan Peredaran Sabu 352 Kilogram Selama 8 Bulan

Mereka menarasikan bahwa kasus Ferdy Sambo adalah balasan tuhan dari kasus kematian anggota laskar FPI di KM 50. Padahal, tegas Habib Syakur, kasus KM 50 sudah selesai dan tak bisa dikait-kaitkan lagi.

"Kalau mau mengatakan Ferdi Sambo balasan dari Km 50 saya rasa tidak tepat. Km 50 kan sudah selesai. Yang ada dari pihak yang menyuarakan itu justru ingin agar Polri dihancurkan. Inilah yang tidak benar," lanjutnya.

Lebih jauh Habib Syakur mengapresiasi Menko Polhukam Prof. Mahfud MD yang berperan besar dalam membenahi institusi Polri.

Baca Juga: Kawal Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis Nurhadi Sampai Tuntas

Presiden Jokowi menugaskan Prof. Mahfud yang sepenug hati melindungi institusi Polri, bahkan berjibaku mempertahankan Polri.

"Jadi dalam kesederhanaan Prof. Mahfud sudah jelas, Polri dan pemerintah pasti ada oknum yang buruk dan ada yang bersih. Prof. Mahfud berjasa membuang yang buruk dan mengangkat yang baik. Prof.Mahfud menjaga Polri agar bersih dan diridhoi Allah SWT," ungkap Habib Syakur.

Habib Syakur pun menilai Kapolri Jenderal Sigit dan seluruh anggota Polri harus berterimakasih kepada Prof. Mahfud MD dan lebih besar lagi kepada Presiden Jokowi.

Baca Juga: Wartawan Dihajar Tujuh Pelaku, Tidak Senang Diberitakan Negatif 

Berkat ketulusan dan pengabdian kepada negara, institusi Polri akhirnya bisa dibersihkan. Masyarakat pun diharap terus memantau proses kasus Ferdy Sambo.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x